BKKBN Kabupaten Ende Sosialisasikan Dampak Pernikahan Dini untuk Siswa SMAK Syuradikara
- Eto Kwuta
- 4 hours ago
- 2 min read

Ende, Syuradikara.sch.id - Tim BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana) Kabupaten Ende melakukan sosialisasi tentang Sekolah Siaga Kependudukan kepada siswa-siswi SMAK Syuradikara Ende di Naungan Hijau Satu, Sabtu, 13 Desember 2025.
David, pembawa materi menyampaikan soal Sekolah Siaga Kependudukan di mana pihaknya mengintegrasikan data dan realita kependudukan ke dalam Kurikulum Sekolah.
"Kami hadir memberikan informasi penting untuk adik-adik semua tentang siaga pernikahan dini yang menjadi tantangan kita saat ini," kata David.
David melanjutkan, dalam perundang-undangan, usia perkawinan seorang perempuan minimal 19 tahun. Ini berarti, kata dia, batas minimal menikah adalah usia 19 tahun.

"Kenyataan di Kabupaten Ende, dari seribu pernikahan yang ada, 20 pernikahan adalah anak-anak di bawah usia dini," ungkap David.
Menurut David, jika perkawinan dini terjadi, maka ada beberapa faktor yang akan memberi dampak bagi pernikahan itu sendiri. Pertama, KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga, kedua, soal putus sekolah, ketiga, kematian ibu dan anak sangat tinggi, dan keempat, penyebab lahirnya anak stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi.
Untuk itu, lanjut David, pihaknya terus berjuang untuk menekan kasus pernikahan dini lewat sosialisasi terus-menerus di semua instansi sekolah.
"Semoga Ende, pada 10 tahun ke depan, semoga bisa menurun angkanya. Tujuannya, kita menciptakan generasi yang berkualitas," katanya.
Sementara Bruder Kris Riberu, SVD, Kepala SMAK Syuradikara mengatakan bahwa perlunya kesadaran untuk menjaga diri mulai saat ini.

"Kasus pernikahan dini dari seribu sebagaimana disampaikan Pak David, ada 20 anak yang mengalami kasus pernikahan dini. Jadi, jaga dirimu baik-baik, jaga persahabatan yang sehat," kata Bruder Kris.
Di lain sisi, Silvester Keu, Kesiswaan SMAK Syuradikara mengatakan harapannya, semoga tahun-tahun mendatang, anak-anak SMAK Syuradikara tidak mengalami stunting dalam semua hal.
"Kita harapkan anak-anak Syuradikara tidak terjerumus dalam pernikahan dini dan sadar bahwa kasus-kasus demikian dapat merusak kesehatan reproduksi kita sendiri," pungkasnya.*































Comments