top of page

Retret di Kemah Tabor Mataloko, Bruder Kris Ingatkan “Pergi Bukan untuk Piknik”

Writer: Eto KwutaEto Kwuta
Momen perutusan rombongan pertama retret ke Kemah Tabor, Mataloko, Jumat, 14 Februari 2025
Momen perutusan rombongan pertama retret ke Kemah Tabor, Mataloko, Jumat, 14 Februari 2025

Ende, Syuradikara.sch.id - Kepala SMA Katolik Syuradikara, Bruder Kristianus Riberu,SVD, melepas keberangkatan peserta retret dari kelas XII SMA Katolik Syuradikara Kelas XII untuk mengikuti retret gelombang satu di Kemah Tabor, Mataloko, Jumat, 11 Februari 2025.


Ketika berdiri di hadapan Wakasek Kesiswaan, Silvester Keu, Tim Pastoral Sekolah, dan anak-anak peserta retret, ia mengingatkan beberapa hal penting yang mesti diperhatikan bersama. 


“Tema retret kita tahun ini ialah Peziarah Harapan di Tengah Dunia yang Terluka, jadi kita pergi bukan untuk tamasya atau pergi piknik,” katanya kepada semua yang hadir. 

Anak-anak pose di Naungan Hijau Satu sebelum pelepasan oleh Bruder Kris Riberu, SVD
Anak-anak pose di Naungan Hijau Satu sebelum pelepasan oleh Bruder Kris Riberu, SVD

Ia bilang, di tengah kesibukan selama tiga tahun bersekolah, momen retret merupakan saat paling penting dan jadi momen terbaik sebagai tamasya rohani. 


Tamasya rohani tersebut, kata Bruder Kris, merupakan waktu Tuhan yang sebaiknya digunakan untuk menepi, berdiam diri, dan tinggal dalam keheningan. 


“Ini waktu Tuhan untuk kita menepi, diam diri, tinggal dalam keheningan dan bertanya sejauh mana langkah hidup saya selama ini,” ungkapnya. 


Selama tiga tahun, lanjut dia, banyak aktivitas yang penuh dengan kebisingan, di mana hati juga mengalami kebisingan, maka tiga hari adalah waktu penuh rahmat. 


“Anda mesti bertanya, siapakah aku ini, who am i?” tandas Bruder Kris sambil menambahkan, dalam keheningan, siapa saja pasti akan mengenal potensi, kemampuan, kelebihan yang ada di dalam diri. 


Jadi, ia mengajak peserta retret gelombang pertama untuk memanfaatkan waktu retret sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam iman yang berkarakter. 


“Lepaskan manusia lama kalian untuk menjadi pribadi yang bertumbuh, membangun kualitas spiritual kita,” ajak dia. 

“Tujuan untuk apa, supaya ketika Anda meninggalkan sekolah ini, ada siap masuk ke Perguruan Tinggi,” pungkasnya.*

Comments


bottom of page