Ende, Syuradikaranews.com – Bruder Kepala SMAK Syuradikara Ende membuka kegiatan pesta famili dengan mengajak warga sekolah untuk merefleksikan tentang rumah dan penghuninya.
“Selain mengikuti kegiatan lomba dan pertandingan, kita hadir dan punya semangat kembali pulang ke rumah,” kata Bruder Kris, Jumat (11/08/2023) sore.
Ia menegaskan, rumah adalah tempat yang hangat dan nyaman di mana para penghuninya menciptakan beragam kenangan dan cerita. Setiap rumah, kata Bruder Kris, memiliki karakteristik unik dan mencerminkan kepribadian penghuninya.
Dalam konteks menyongsong 70 tahun SMAK Syuradikara dan 10 tahun SMK Swasta Katolik Syuradikara, lanjut dia, rumah mesti menjadi tempat beristirahat yang nyaman dan memulihkan capai dan lelah bersama dua lembaga satu yayasan tersebut.
“Proses pemulihan itu diisi dengan kegiatan yang bernilai, berkarakter, dan bermakna, yang membuat penghuninya merasa aman, bahagia, dan seperti rumah sendiri,” katanya lagi.
Bruder Kris meminta, ketika semua kembali pulang dari kesibukan yang padat, maka rasa persaudaraan dan kekeluargaan harus tetap dirawat dengan baik.
Menurutnya, rumah akan memberikan ruang dan tujuan akhir yang tepat, pelabuhan dalam badai, dan ruang kasih, tempat tinggal yang dicintai oleh semua pribadi.
“Jadi, semua pertandingan atau lomba bukan kompetisi mencari siapa yang hebat, tapi membangun kekompakan, dan membangun visi bertolak lebih jauh ke tempat yang dalam,” katanya.
Momen Syukur dan Bangkit
Antonia Maria Tulit, tenaga pendidik di SMK Swasta Katolik Syuradikara mengatakan, sejak 2013 silam, SMK Swasta Katolik Syuradikara berdiri dari titik terendah dan berjuang dari nol.
“Ketika sampai pada usia 10 tahun, pertama kita bersyukur walau banyak tantangan, dari jumlah siswa yang sedikit, sarana dan prasarana yang minus, keuangan yang naik perlahan, kami bangga menjadi seperti sekarang,” kata Merty, ia biasa disapa.
Ia menambahkan, walaupun usia SMK Swasta Katolik masih sangat muda, tapi prestasi sekolah tersebut tetap dipertahankan dan menjadi perhatian bersama.
“Jadi, kami tetap bersyukur kepada Tuhan karena menggerakkan kami dengan Roh Sabda Allah sehingga SMK Syuradikara tetap tegak berdiri,” katanya.
Merty mengapresiasi SMAK Syuradikara karena menurutnya, pada 70 tahun hari ini, SMAK Syuradikara menjadi sebagai kakak sulung yang mendorong serta menuntun sang adik tetap kuat melangkah.
Sementara Godelifa S. Dari, siswi SMAK Syuradikara, mengatakan, pesfam tahun 2023 memberi catatan bahwa, mesti ada perubahan dalam proses pendidikan.
“Kami sebagai peserta didik senang apabila kami diberi ruang untuk mengembangkan bakat dan talenta yang kami miliki. Tidak hanya soal senang-senang saja, tapi harus ada ruang bagi kami supaya mengekspresikan diri,” katanya.
Ia berharap, kedua lembaga tetap tegak berdiri dan terus melangkah maju untuk menciptakan pahlawan-pahlawan utama yang siap berperang di tengah dunia dewasa ini.
“Banyak alumni Syuradikara yang jadi orang hebat. Kami juga harus buktikan itu nanti,” tutup Godelifa.
Tim Jurnalis Muda Syuradikara
Comments