Bapak Ferdi Levi adalah sosok yang begitu berarti dalam dunia musik liturgi. Sebagai seorang maestro, beliau tidak hanya memiliki keahlian teknis yang tinggi, tetapi juga jiwa seni yang dalam. Musik yang beliau ciptakan dan bawakan selalu memiliki sentuhan spiritual yang mampu menyentuh hati banyak orang. Tidak heran jika karya-karyanya sering kali digunakan dalam berbagai perayaan liturgi, baik di gereja-gereja lokal maupun di acara-acara keagamaan yang lebih besar.
Sebagai seorang figur inspiratif, Ferdi Levi menunjukkan bahwa musik dapat menjadi sarana yang kuat untuk menghubungkan manusia dengan yang Ilahi. Beliau sering berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan generasi muda, menginspirasi mereka untuk mengejar passion mereka dalam musik dan untuk tidak melupakan pentingnya nilai-nilai spiritual dalam berkarya.
Sebagai seorang guru di SMAK Syuradikara hingga masa pensiunnya, dedikasi Ferdi Levi tidak bisa diragukan lagi. Beliau mengabdikan dan mempersembahkan seluruh hidupnya untuk mendidik para murid dengan penuh kasih dan kesabaran. Banyak murid yang telah dibimbingnya menjadi musisi andal dan pengajar yang kompeten, meneruskan warisan musik liturgi yang telah beliau bangun dengan susah payah.
Dalam setiap pengajarannya, Ferdi Levi selalu menekankan pentingnya integritas, kerja keras, dan cinta terhadap musik sebagai bentuk pelayanan.
Dengan segala kontribusinya, Ferdi Levi telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia musik liturgi dan pendidikan musik. Warisannya akan terus hidup dalam setiap nada yang dimainkan, dalam setiap lagu yang dinyanyikan, dan dalam setiap hati yang telah beliau sentuh dengan karya dan ajarannya. Beliau adalah teladan sejati tentang bagaimana seni dan dedikasi dapat berperan dalam memperkaya kehidupan rohani dan membangun komunitas yang lebih baik.
Bapak Ferdy Levi, “jasamu tidak terhingga; engkau pahlawan utama yang kami bangga. Engkaulah permata cinta, seperti syair yang engkau wariskan. Selamat jalan kami ucapkan. Jadi pendoa bagi kami yang masih berziarah di dunia”.
Bandara Komodo Labuan Bajo, 31 Juli 2024
Br. Kristianus Riberu,SVD
Comments