Gelar Panen Karya P5 Kelas XII, Korwas Dikmen Minta Angkatan 69 Syuradikara Hidupkan Soft Skill
- Eto Kwuta
- 6 days ago
- 2 min read

Ende, Syuradikara.sch.id – SMA Katolik Syuradikara menggelar Panen Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kelas XII yang berlangsung di halaman tengah Naungan Hijau Satu, Senin, 14 April 2025.
Dengan tema besar “Bangunlah Jiwa dan Raganya”, kegiatan ini menghadirkan sejumlah tamu undangan spesial perwakilan sekolah-sekolah di kota Ende, pihak kedinasan atau pemerintah, dan para orang tua.
Dalam kesempatan yang ini, Wahyuni Budiasih, Kordinator Pengawas Dikmen Kabupaten Ende, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT menyentil soft skill.

Namun, kata dia, semua proses itu mesti dibekali dengan soft skill, yakni keterampilan interpersonal yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Diketahui, soft skill erat kaitannya dengan kepribadian dan karakter seseorang.
"Bagaimana kita bicara, membawa diri, saat di tempat kuliah, apa yang harus dibuat, dan saya percaya sudah diajarkan di SMAK Syuradikara,” ungkap Wahyuni.
Bruder Kristianus Riberu, SVD, Kepala SMAK Syuradikara juga mengatakan soft skill itu akan melahirkan nilai kesabaran, ketekunan, dan keuletan.
“Terima kasih kepada Ibu Lupita Pemba sebagai koordinator dan semua guru-guru. Dan juga apresiasi kepada anak-anak, walau godaan dan tantangan menghadang tapi mereka tetap sabar, kuat, tekun, dan ulet,” kata Bruder Kris di hadapan semua yang hadir.

Bruder memberikan penilaian tentang bagaimana dirinya sebagai Kepala Sekolah melihat anak-anak angkatan 69 ini.
Pertama, anak-anak angkatan 69 menunjukkan kesabaran itu. Kedua, mereka juga menampilkan sikap kerja keras. Ketiga, anak-anak menunjukkan ketahanan mental fisik. Keempat, mereka juga menggunakan kecerdasan otak untuk belajar, bertumbuh, dan bekerja. Kelima, ada kolaborasi yang apik sehingga muncul kekompakan.
“Sekarang, orang hebat biasanya muncul karena kerja sama atau kolaborasi,” katanya.
Sementara Fiklarius Jawa, Kepala SMA Katolik Taruna Vidya Ende, mengapresiasi hasil produk anak-anak.

Menurut Fiklarius, ia mengamati semua stan yang ada dan merasa sangat berkesan dengan produk yang merupakan hasil kreativitas anak-anak.
“Ada beberapa produk yang jika dikembangkan sangat berguna, contohnya briket yang ramah lingkungan,” katanya saat diwawancarai di Naungan Hijau Satu, Senin.
Briket yang demikian, lanjut dia, mesti dibuat dalam jumlah banyak untuk memperoleh nilai jual demi kemandirian ekonomi anak-anak.
Alfonsius Jeme, guru dari SMA Tri Dharma Ende ikut mengapresiasi. Dirinya berterima kasih karena SMAK Syuradikara mengundang sekolahnya untuk hadir dan ikut belajar.
“Anak-anak Syuradikara itu berbeda, dan kami belajar dari hal ini, harapan saya, semoga Panen Karya dengan konsep ini bisa diterapkan di sekolah kami juga,” pungkasnya.* (EK)
Comments