top of page

Pater Miki Bani Minta Umat Paroki Ndora Jadi Penerus Warisan Budaya

Pater Miki Bani memimpin Ekaristi di Stasi Aegela, Ndora

Oleh: Fr. Jhoken, SVD*


Mbay, Syuradikara.sch.id - Pater Mikhael Kunses Bani, SVD, Koordinator Pastoral Sekolah, mengajak umat Stasi Aegela, dan semua umat Paroki Ndora, menjadi penerus warisan budaya.


Dalam kotbahnya ia bilang, dari sisi sejarah bacaan injil menekankan tentang pewarisan nilai budaya. Kata sejarah berasal dari bahasa arab 'syajaratun' artinya pohon.


"Pohon kehidupan. Pohon yang kokoh dan kuat. Itulah sebabnya hendaknya kita mampu menjadi pewaris sekaligus penerus segala warisan budaya yang ada," katanya dalam Ekaristi bersama umat di Kapela St. Yosef Freinademetz, Aegela, Minggu 28 April 2024.



Dalam perayaan Ekaristi tersebut, siswa-siswi Syuradikara mengambil bagian secara aktif sebagai pelayan liturgi, bacaan, pemazmur, dan menanggung koor.


Pater Miki melanjutkan, SMA Swasta Katolik Syuradikara datang ke Aegela Paroki Ndora untuk membawa nilai kasih dan kehidupan untuk semua umat.


"Hal ini dibuktikan dengan kegiatan menanam pohon. Menanam kehidupan dan menanam sejarah. Semoga pohon-pohon yang telah ditanam menjadi tanda yang hidup. Sebab melalui penanaman pohon, kita sementara menciptakan sejarah dan merawat kehidupan sekaligus memberikan kehidupan bagi kita," ungkapnya di hadapan ratusan umat yang hadir.

Sementara Ketua Stasi, Ferdinandus Bana Mai, menyampaikan limpah terima kasih kepada rombongan dari Syuradikara yang telah melakukan penanaman pohon hingga menanggung liturgi dengan baik dan meriah.


"Terima kasih kepada semua bapa dan nama asuh dan keluarga yang sudah menerima anak-anak Syuradikara di rumah masing-masing dengan baik. Semoga cinta yang ada dapat terus dirawat dan tumbuh subur," katanya.

Elena Lao, mewakili rombongan Green Syurd mengucapkan limpah terima kasih kepada segenap umat Stasi Aegela, secara khusus orang tua asuh yang telah menerima mereka dengan baik di rumah.


"Saya anak asrama, dan ketika diterima di rumah bapa mama asuh, saya merasa saya sementara kembali ke rumah saya. Karena walaupun singkat, saya merasa diterima, dicintai, dan diperlakukan sebagai anak sendiri," tutupnya.*


*Frater TOP di SMA Swasta Katolik Syuradikara

34 views0 comments
bottom of page