top of page
Writer's pictureEto Kwuta

Syuradikara Berjalan dalam Terang Sang Sabda

Warga Syuradikara berkumpul di halam depan SMAK Syuradikara.

Ende, Syuradikaranews.com - Udara pagi hari di lingkungan Biara Santo Mikael Syuradikara terasa sejuk dan menyegarkan. Para guru, siswa, pegawai, karyawan-karyawati, dan alumni sudah mendatangi SMAK Syuradikara Ende pada pukul 07.00 Wita.


“Kita misa pagi ini jam 08.00 Wita, jadi adik-adik tim publikasi dari Jurnalis Muda Syuradikara dan harus lebih awal untuk menyiapkan kamera live streaming,” kata seorang guru dan pendidik, Lya Juma, kepada awak media via WhatsApp, Jumat, 01 September 2023.


Lya mendorong adik-adik Jurnalis Muda Syuradikara bergerak cepat untuk menyiapkan live streaming Ekaristi Kudus di Kapela Santo Mikael Syuradikara.

Sementara anggota koor pun sudah memasuki kapela dan menempati kursi-kursi yang disiapkan, diikuti para imam, siswa-siswi, bruder, frater, guru, alumni, dan tamu undangan lainnya.



Tepat pukul 08.00 Wita, Ekaristi Kudus pun dimulai. Pater Fidel Klau, SVD, menjadi konselebran didampingi beberapa imam konselebrantes lainnya. Lagu pembuka pun dinyanyikan dengan indah. Semua warga Syuradikara khusyuk mengikuti Ekaristi Kudus.


Pater Fidel Klau, SVD, Kepala SMK Swasta Katolik Syuradikara, konselebran Ekaristi Kudus, menegaskan, semua warga SMAK Syuradikara termasuk para alumni Syuradikara mesti menghidupkan cahaya kasih yang terus membara dan belajar dari cahaya gadis-gadis sebagaimana tertuang dalam injil.


“Para siswa, guru, pegawai, karyawan-karyawati, alumni, mesti menjadi cahaya kehidupan yang menginspirasi,” kata Pater Fidel dalam kotbahnya saat memimpin Ekaristi Kudus Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional 2023, Pesta Pelindung Keluarga, dan Perak Imamat Pater Frans Ndoi, SVD dan Pater Elias Doni, SVD.


Sementara Bruder Kristianus Riberu, SVD, Kepala SMAK Syuradikara Ende menegaskan dalam sambutannya usai Ekaristi Kudus bahwa, SMAK Syuradikara dan SMKS Katolik Syuradikara Ende telah menjadi pusat perhatian untuk pembentukan karakter.



“Sejak awal berdiri hingga sekarang, Syuradikara menjadi pusat perhatian untuk pembentukan nilai, pertukaran gagasan, kerja sama, dan inovasi,” katanya dari depan mimbar Kapela St. Mikael Syuradikara, Jumat, 01 September 2023 pagi.


Bruder Kris bilang, refleksinya tentang 70 Tahun SMAK Syuradikara dan 10 Tahun SMK Swasta Katolik Syuradikara adalah sebuah proses transformasi yang luar biasa dalam berbagai bidang.


Syuradikara, kata dia, telah berhasil membangun jaringan yang kuat di antara para profesional, akademisi, dan praktisi dalam berbagai sektor. Dari kolaborasi itu, memungkinkan pertukaran pengetahuan lintas disiplin dan pengembangan solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat.


“Keberhasilan Syuradikara juga tercermin lewat sejumlah alumni yang sukses baik di dalam dan luar negeri,” katanya.



Bruder Martin Mamaq, SVD, Rektor Biara Santo Mikael Syuradikara, mengapresiasi semua yang telah berproses menyukseskan perayaan Ekaristi Kudus dan menyampaikan terima kasih atas kontribusi Ikatan Alumni Syuradikara (IAS) yang solid dan kuat.


“Terima kasih kepada Ketua IAS Nusantara, Yosep Bai, Ketua IAS Ende, Kanisius Se dan semua alumni yang hadir. Semoga semua rencana kerja bisa dibicarakan terbuka dengan sekolah dan Provinsi SVD Ende supaya bisa dijalankan dengan baik ke depannya,” katanya.


Ia menegaskan, sekolah tetap eksis karena komunitas, dan sebaliknya komunitas ada karena sekolah, kata dia.


Berjalan Bersama Sang Sabda


Keluarga besar SMAK Syuradikara dan SMK Swasta Katolik Syuradikara sudah berkumpul di depan pendopo SMAK Syuradikara Ende. Para siswa-siswi, guru, pegawai, karyawan-karyawati, alumni, para imam, suster, frater, bruder, umat Paroki Onekore, Sekami Paroki Onekore, dan tamu undangan berbaris rapi menyusuri Jalan Kenangan SMAK Syuradikara.



Pater Provinsial SVD Ende, Eman Embu, SVD, ikut hadir untuk membuka Parade Bulan Kitab Suci Nasional bertema “Allah Sumber Kasih dan Keselamatan”.


“Dari aspek pendidikan, ini luar biasa. Pada usia dini, anak-anak kita dilatih supaya ada kesadaran dalam diri untuk mencintai Kitab Suci,” katanya kepada awak media pada Jumat sore.


Ia menegaskan, momen Parade Kitab Suci menjadi satu kegembiraan karena cocok dengan matra khas SVD, Kitab Suci, Animasi Misi, Komunikasi, dan KPKC (Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Alam Ciptaan) dan kegiatan tersebut menjadi kesempatan untuk menghayati nilai-nilai yang ada dalam Kitab Suci.


Di sisi lain, Bruder Kristianus Riberu, SVD, Kepala SMAK Syuradikara, mengatakan, awal Bulan Kitab Suci, Syuradikara menggerakkan semua masyarakat untuk membaca Kitab Suci dan menampilkan misi bersama merawat ibu bumi.


“Kita mengemas kegiatan ini dalam hal proses penyadaran bahwa kita semua digerakkan merawat ibu bumi dan sudah tentu akan dibuat secara berkelanjutan,” katanya.


Ia menjelaskan, siswa-siswi dan semua peserta menjiwai jalan bersama Sang Sabda dengan mengutip ayat-ayat Kitab Suci dan menjadikan pegangan hidup dan dibawa serta dalam parade tersebut.


Bruder Kris mengaku bangga dan bahagia karena Bulan Kitab Suci Nasional bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Sekolah yang jatuh pada bulan September setiap tahunnya.


“Tentu, ini momen penuh berkah dan semua rangkaian kegiatan juga didorong dalam semangat Sang Sabda,” katanya.


Merangkul Umat Paroki Lain


Pater Frans Ndoi, SVD, guru dan pendidik di SMAK Syuradikara, mengharapkan, Parade Bulan Kitab Suci tersebut menjadi momen untuk merangkul pula semua paroki di wilayah Kota Ende.


“Banyak orang akan melihat ini sebagai sesuatu yang baru. Kalau memang tahun ini berjalan baik, tidak ada salahnya, tahun-tahun selanjutnya, di Kota Ende, semua paroki diajak untuk ikut bersama-sama melakukan Parade Kitab Suci keliling Kota Ende,” kata dia.


Menurutnya, hidup Gereja, hidup beragama dan sesungguhnya agama apa saja, jika tidak bertolak dari Kitab Suci, akan menimbulkan banyak kekacauan.

“Saya berharap, kegiatan ini berhasil dan menjadi titik start untuk kegiatan pada tahun-tahun yang akan datang,” pintanya.


Pater Frans juga menganalisis bahwa, semua agama berdasarkan pada Kitab Suci. Jadi, umat Katolik ingin menegaskan kembali bahwa Kitab Suci harus menjadi pusat kegiatan agama, pusat kehidupan, yang diimplementasikan dari, oleh, dan untuk pendidikan dewasa ini.


Sementara Ketua Ikatan Alumni Syuradikara, Yosep Bai, seorang anggota Bareskrim Polri, menegaskan, alumni ingin membangun rasa memiliki Syuradikara dan bisa melakukan banyak hal untuk lembaga yang melahirkan orang-orang hebat yang telah tersebar di seluruh dunia.


“Yang mau kami bangun adalah rasa memiliki Syuradikara. Mereka bisa memiliki Syuradikara supaya bisa melakukan banyak hal untuk Syuradikara. Misalnya, saya sebagai ketua, saya bisa melakukan apa, atau jika 20.000 orang seperti saya, Syuradikara akan jauh lebih baik,” tegasnya ketika diwawancarai awak media di pendopo SMAK Syuradikara.


Ia meminta supaya para alumni tetap solid dan mendorong lembaga untuk tetap melahirkan pahlawan-pahlawan utama sesuai dengan visi dan misi sekolah.


Lebih jauh, Yosep mengingatkan, tantangan terbesar saat ini adalah terkait perkembangan teknologi yang masif. Ia meminta, bagaimana lembaga mempersiapkan anak-anak untuk berani menerobos teknologi dan tidak menghindar dari perkembangannya yang pesat.


“Di sini ada seribu anak-anak, maka ada seribu handphone di SMAK Syuradikara Ende, tapi itu tak bisa terelakkan, mau tidak mau kita harus masuk, kita mesti hadapi dan bagaimana memanajemen itu dengan baik soal moral dan peran orang tua harus jadi yang pertama,” katanya.


Sementara Isto Balun, guru Agama Katolik di SMAK Syuradikara, menambahkan, Parade Kitab Suci menjadi pembeda dan sekolah mendorong warga SMAK Syuradikara bahwa menghayati Kitab Suci harus dimulai dari Syuradikara.


“Ini hal pertama dan puji Tuhan mendapat dukungan dari Pater Provinsial SVD Ende, yang juga hadir membuka rangkaian kegiatan. Kami merasa bahwa kami tidak sendirian, tetapi kami didukung,” katanya.


“Semua warga Syuradikara memiliki antusiasme yang tinggi dan siap mengaplikasikan Sang Sabda dalam kehidupan mereka setiap hari,” katanya.


Tak hanya itu, Ina Koban, guru Matematika serentak guru penggerak di SMK Swasta Katolik Syuradikara berterima kasih karena Serikat Sabda Allah atau SVD memberikan ruang untuk menghidupkan nilai-nilai kerohanian peserta didik pada dua sekolah SVD tersebut.


“Ini pertama kali dan kami bangga. Kami berterima kasih kepada SVD karena memberikan ruang bagi penghuni Syuradikara untuk mencintai Sabda Allah,” katanya berbangga.


Ina Koban berharap supaya keempat matra khas SVD tetap dijadikan dasar hidup seluruh proses pendidikan di SMAK Syuradikara dan SMK Swasta Katolik Syuradikara.


Sementara, Intan Nuga, siswi SMAK Syuradikara, juga menyampaikan rasa bangga dan berterima kasih karena sekolah sudah memberikan ruang kehidupan rohani yang baik untuk mereka.


“Kami jadi bagian OSIS yang sudah bekerja sejak awal lewat perlombaan menyongsong pesta sekolah. Nilai yang kami dapat adalah kolaborasi, kebersamaan, dan proses belajar yang terus-menerus,” kata dia.


Proses tersebut, lanjut Intan, akan menjadi bekal bagi mereka dalam perjalanan ke depan, ketika sudah lulus dari SMAK Syuradikara dan masuk Perguruan Tinggi entah di Indonesia atau pun luar negeri.


“Kami pasti tetap mengingat dan mengaplikasikan nilai-nilai positif di sekolah dan nilai rohani yang sudah kami terima. Terima kasih Syuradikara.; terima kasih SVD. Tahun depan kita harus adakan parade lagi,” harapnya.

130 views0 comments

コメント


bottom of page