top of page

Tiga Guru SMAK Syuradikara Berbagi Praktik Baik tentang Pola Pikir Bertumbuh dan Memuliakan Anak-Anak Didik

Mansi Reko, Erna Mimi, Ortolana Rensa bersama Bruder Kris dan Lupita Pemba saat sharing Praktik Baik di ruang guru, Kamis, 06 November 2025.
Mansi Reko, Erna Mimi, Ortolana Rensa bersama Bruder Kris dan Lupita Pemba saat sharing Praktik Baik di ruang guru, Kamis, 06 November 2025.

Ende, Syuradikara.sch.id - Para guru dan pendidik SMAK Syuradikara kembali berbagi praktik baik yang bertempat di ruang guru, Kamis, 06 November 2025.


Saat memulai kegiatan, Bruder Kris Riberu, SVD, Kepala SMAK Syuradikara mengatakan bahwa dalam mengajar dan mendidik anak-anak, ada prinsip berksedadaran dan menggembirakan.


"Prinsipnya pembelajaran itu berksedadaran dan menggembirakan supaya di sana ada memahami, merefleksikan, dan membagikan," katanya saat membuka kegiatan ini.


Erna Mimi saat berbagi praktik baiknya, ia berbicara mengenai "Pola Berpikir dan Bertumbuh".


"Pola berpikir dan bertumbuh adalah segalanya," ungkap Erna Mimi, guru Sejarah di SMAK Syuradikara.

"Mungkin guru-guru Syuradikara berada dalam dua posisi ini yakni, berpikir untuk bertumbuh atau berkembang dan pola pikir tetap," tambah dia.

Erna Mimi (kedua dari kiri) membagikan praktik baiknya di hadapan para guru.
Erna Mimi (kedua dari kiri) membagikan praktik baiknya di hadapan para guru.

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa biasanya seseorang atau para guru atau siapa pun sering mengalami dua pola pikir tersebut, yakni pola pikir tetap atau berkembang.


"Jika kita punya pola pikir bersifat tetap, apakah kita ada di fase tetap atau akan berpindah kepada fase berubah nantinya," tandas Erna memberikan umpan balik dari peserta yang hadir.


Yang menarik, lanjut Erna, pada pola pikir bertumbuh merupakan waktunya untuk pujian pribadi dan pujian proses yang melibatkan peserta didik atau siswa sebagai subyek pertama.


"Misalnya, kita cukup mengatakan, kamu pasti bisa jika kamu ingin bekerja keras, belajar lebih keras," ungkapnya.

Para guru saat mendengar praktik baik oleh tiga guru hebat dari SMAK Syuradikara.
Para guru saat mendengar praktik baik oleh tiga guru hebat dari SMAK Syuradikara.

Dalam pendekatan yang sama, Ortolana Rensa, Wakasek Kurikulum, menegaskan kembali soal mindset sebagai senjata dalam proses belajar mengajar secara mendalam.


"Mindset itu dulu yang kita atur, sehingga ketika sudah sampai pada berpikir bertumbuh, maka karakter belajar mendalam itu akan terjawab," katanya.


Dari sini, kata dia, untuk bisa menyajikan pembelajaran secara mendalam, banyak guru-guru selalu berpikir untuk memberikan yang terbaik.


"Jika semua guru dengan pola berpikir memberikan yang terbaik, maka itu akan menjadi kolaborasi yang apik dalam proses pembelajaran. Jadi, ada mitra pembelajaran di sana," tegas Yolan, ia biasa disapa.


Usaha Memuliakan Anak-Anak


Mansi Reko, guru Fisika di SMAK Syuradikara juga membagikan praktik baiknya. Ia menekankan pada cara memuliakan anak-anak atau peserta didik.


"Pada intinya, kita memuliakan anak-anak lewat pembelajaran mendalam. Tujuannya adalah memuliakan," kata Mansi Reko.



Ia menguraikan poin-poin soal berksedadaran, bermakna, dan menggembirakan sebagai skala prioritas dalam proses pendidikan itu sendiri.


"Pembelajaran itu menginspirasi, ada tantangan yang memberikan kita untuk ruang refleksi dan kemudian memotivasi kita," katanya.

Jadi, kata Mansi lebih jauh, perlu adanya desain pembelajaran dan mengimplementasikan pembelajaran itu.


"Dari desain, implementasi, kita masuk kepada mengukur. Setelah itu kita ukur, apakah ada perubahan atau tidak. Jika tidak ada perubahan, maka mungkin ada kesalahan, atau kekurangan," pungkasnya.* (EK)

 
 
 

Comments


bottom of page