top of page
Writer's pictureEto Kwuta

Visitasi Sakramen Maha Kudus: Momen Instropeksi Diri

Oleh : Pater Aris Mada, SVD


Keluarga besar SMA Swasta Katolik Syuradikara berkumpul di dalam kapela St. Mikael, sebuah kapela tua yang dibangun oleh para perintis awal, misionaris Serikat Sabda Allah (SVD) pada Jumat, 02 Agustus 2024 siang.


Ini merupakan hari penuh rahmat bagi komunitas SMA Swasta Katolik Syuradikara karena ada Misa Jumat Pertama serentak momen menghormati Hati Kudus Yesus.


Tentang menghormati Hati Kudus Yesus ini, Sakramen Maha Kudus berperan penting untuk menyucikan rumah besar Syuradikara dan semua penghuninya. Pater Naris Tonbesi, SVD dan Pater Aris Mada, SVD berjalan dari kelas ke kelas, ruangan ke ruangan, sambil memegang Sakramen Maha Kudus dan memberkati ruangan dan para penghuninya. Di sana, guru, pegawai, siswa-siswi dan karyawan sudah menanti dalam doa. Semua warga sekolah turut hadir menghormati Sakramen Maha Kudus dan memperoleh berkat.



Dari visitasi ini, muncul berkat. Hal ini juga menandai sebuah awal ziarah baru di Tahun Ajaran 2024/2025 sekaligus menegaskan sebentuk upaya untuk menyatukan iman dengan pendidikan. Sekolah bukan hanya tempat mendidik pikiran melainkan juga hati dan jiwa.


Visitasi sekaligus penyucian atau pemberkatan ruang sekolah dalam tradisi Katolik adalah suatu upacara yang penuh makna dan sakral. Visitasi ini tidak hanya sekadar acara seremonial, tetapi memiliki dimensi spiritual yang dalam dan penting bagi komunitas sekolah, baik bagi siswa, guru, maupun staf. Ada enam makna yang bisa dihayati dari pemberkatan gedung sekolah secara Katolik:


Pertama, Pengakuan atas Kehadiran Allah: Visitasi ini menandakan pengakuan akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan sekolah. Ini adalah pengingat bahwa pendidikan yang dijalankan di sekolah tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan intelektual siswa tetapi juga untuk membentuk karakter dan spiritualitas mereka.

Kedua, Dedikasi untuk Pendidikan Holistik: Komunitas Katolik menegaskan dedikasi mereka untuk memberikan pendidikan yang holistik. Pendidikan tidak hanya mencakup aspek akademis tetapi juga moral, etis, dan spiritual. Ini menjadi simbol bahwa segala aktivitas di sekolah tersebut diarahkan untuk memuliakan Tuhan dan mendidik siswa menjadi individu yang utuh.



Ketiga, Doa untuk Perlindungan dan Berkat: Sekolah melibatkan doa-doa yang memohon perlindungan dan berkat dari Tuhan bagi semua yang berada di dalamnya. Doa ini diharapkan dapat membawa kedamaian, keamanan, dan kenyamanan bagi siswa, guru, dan staf, serta menjauhkan mereka dari segala bentuk bahaya dan gangguan.


Hal lainnya adalah supaya semua orang di dalamnya saling menegur, mengingatkan satu sama lain. Jika ada yang salah, tegurlah dia. Jangan menjadi “pembunuh berdarah dingin” bagi sesama. Sebaliknya, jika ada yang melakukan kebaikan, apresiasilah mereka.

Keempat, Komitmen terhadap Nilai-nilai Kristiani: Sekolah Katolik menunjukkan komitmen mereka terhadap nilai-nilai Kristiani seperti kasih, keadilan, dan pelayanan. SMA Swasta Katolik Syuradikara akan menjadi tempat di mana nilai-nilai ini diajarkan, diterapkan, dan dijunjung tinggi dalam setiap interaksi dan kegiatan sehari-hari.


Kelima, Simbol Persatuan Komunitas Sekolah: Kita melibatkan seluruh komunitas sekolah, termasuk siswa, guru, staf, orang tua, dan pemimpin gereja. Hal ini menciptakan rasa persatuan dan kebersamaan, serta memperkuat hubungan antar anggota komunitas sekolah dalam iman dan kebersamaan mereka.


Keenam, Memohon Bimbingan Roh Kudus: Momen ini juga merupakan permohonan agar Roh Kudus senantiasa membimbing dan memberikan kebijaksanaan kepada para pendidik dan siswa. Dengan demikian, proses belajar mengajar diharapkan selalu berada dalam terang dan bimbingan Roh Kudus supaya jiwa dan tubuh kita dikuduskan hingga menjadi bait Roh Kudus yang suci.


Secara keseluruhan, visitasi dan perolehan berkat sakramental adalah upaya untuk mengintegrasikan iman dengan pendidikan. Ini adalah pengakuan bahwa segala usaha manusia, termasuk dalam bidang pendidikan, membutuhkan campur tangan dan berkat dari Tuhan.


Dengan demikian, hal ini menegaskan bahwa, kita punya komitmen untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang tidak hanya mendidik pikiran tetapi juga membentuk hati dan jiwa semua yang berkecimpung di dalamnya. Tuhan memberkati kita semua.*

Comments


bottom of page